Selasa, 18 Juni 2013
Posted by : Wayne Rachmat
Teks Detektif Conan Chapter 566
Secara mengejutkan, Heiji memaparkan analisanya kalau yang telah membunuh korban adalah pak pelayan. "Kaulah yang telah membunuh Tokitsu, dan kemudian menciptakan ruang tertutup ini. Benar, kan? Pak Renzo Koya." ucap Heiji.
Lelaki tua pelayan itu terdiam, sementara Heiji terus memaparkan analisanya. "Yah, kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya ini mudah. Tokitsu mengatakan kalau dia butuh sekitar satu jam untuk menyiapkan ruangan tertutupnya. Berarti, triknya butuh waktu selama itu. Setelah persiapan sempurna, kau memanfaatkannya, pergi menemui Tokitsu dan membunuhnya."
"Kau menggunakan trik yang sudah disiapkan olehnya untuk menyelesaikan pembunuhan di ruang tertutup. Karena itu, Koshimizu yang pergi ke toilet beberapa saat setelah Tokitsu berkata begitu dan pergi ke kamarnya serta pak Tsuchio yang pergi ke kamarnya sendiri untuk mengambil rokok 30 menit kemudian, jelas bukan pelakunya." ucap Heiji.
"Dengan kata lain, pelakunya adalah orang yang pergi sendirian melihat keadaan Tokitsu beberapa saat sebelum mayatnya ditemukan di ruang tertutup. Kaulah orangnya, pak Koya!"
"Huh, sampai kapan kau akan berhenti membuatku kecewa? Sayang sekali, tapi bukan dia pelakunya." ucap Saguru. Secara terang-terangan, pemuda yang juga detektif itu membantah analisa Heiji. "Pelakunya adalah, orang yang bisa dengan bebas membuka dan mengunci dengan sebatang kawat. Kaulah pelakunya, pak Tsuchio!"
Saguru menuduh Tsuchio, yaitu lelaki yang mengaku sebagai salah seorang dari pihak Nichiuri TV. "Ya-yang benar saja!?" ucap kaget pak Tsuchio. Kemudian, Saguru menjelaskan analisanya, "Gembok yang sudah terpasang di gudang yang kau tuju dengan berpura-pura mengambil rokok, selain ada bekas dibuka secara paksa, gembok itu juga dibiarkan tergeletak di dalam gudang yang basah. Dengan kata lain, yang bisa membukanya secara paksa hanya pak Tsuchio yang pergi keluar setelah hujan turun. Karena, hanya di kotak perkakas di kamarmu saja yang tak ada kawatnya."
"Lalu, bagaimana cara membuat ruangannya menjadi tertutup!?"
"Pak Tsuchio bilang pernah datang kemari tiga hari yang lalu untuk survei, kan? Waktu itu, dia mungkin telah membuat lubang kecil di kaca jendela Tokitsu. Dia keluar dari ruangan lewat jendela setelah membunuhnya malam ini. Lalu, dia memasukkan kawat yang ujungnya dibengkokkan melalui lubang kaca itu dan mengaitkannya pada gagang kunci untuk menguncinya. Itu butuh keterampilan khusus."
"Setelah itu, heiji yang melihat mayat Tokitsu dari luar jendela dengan lengah memecahkan kaca jendela dan masuk ke dalam kamar. Seandainya melihat lubang kecil itu, dia pasti tak akan gegabah." ucap Saguru, "Kemudian, kau merusakkan radio di gudang untuk membuat kami cemas dan mengalami tekanan mental karena kau berniat membunuh seseorang lagi. Benar, kan?"
"Kurasa tidak!" ucap Conan.
"Eh?" Saguru kaget. Kemudian, anak itu memberi pejelasannya sendiri. "Walau pelaku bisa memperkirakan kak Heiji akan memecahkan jendela, ada empat kaca di jendela itu. Mana mungkin pelaku bisa tahu kaca mana yang akan dipecahkan? Lagipula, walaupun agak kurang sabaran, kak Heiji pasti akan menyadari kalau ada lubang kecil di sana."
"Agak kurang sabaran, heh? Enak saja." ucap Heiji.
"Ta-tapi, pasti dia yang membuka gembok gudangnya secara paksa!" ucap Saguru, ia mulai gelagapan. Kemudian Heiji berkata, "Ya, paman ini memang pencuri, tapi cuma itu. Apa di kepalamu itu ada rumus yang mengatakan kalau pencuri sama dengan pembunuh?"
"Huh, benar juga, apa yang telah kulakukan." pikir Saguru, dan ia teringat akan Kid, Kaito Kid.
"Lalu, bagaimana trik ruang tertutupnya?" tanya Koshimizu. Kemudian, Conan menjelaskan, "Gampang sekali! Pertama, lepaskan semua sekrup yang mengunci jendela dengan obeng, lalu lepaskan bingkai jendelanya. Kemudian, potong sekrup yang dilepas itu hingga pendek. Persiapanpun selesai. Selanjutnya, keluar dari kamar dan tinggal mengoleskan lem kayu pada bagian sambungan bingkai jendela. Tentu saja, setelah memasang kembali sekrup yang pendek dan menguci jendela. Maka, dari luar akan tampak seperti dirapatkan dengan sekrup, padahal sebenarnya ditempelkan dengan lem dan sekrupnya pendek."
"Hmm, benar juga ..."
"Lalu, yang bisa melakukan hal ini adalah ..."
Sat, Heiji menghalangi Conan sebelum ia mengakhiri analisanya. "Eh?"
"Ya! Orang yang pergi ke kamar Tokitsu sendirian, kaulah orangnya, pak Koya!" ucap Heiji. "Hah?" Conan kaget, karena sebenarnya ia ingin berkata kalau pelakunya adalah Koshimizu. "Ketika melihat Tokitsu tengah asyik menyiapkan trik yang memakan waktu itu, kau memukulnya dengan palu hingga tewas!"
"Hei hei, bicara apa kau, orangnya itu ..." Conan ingin berbicara, namun Heiji terus menghalanginya.
"Maaf memotong pembicaraanmu." potong Sagura, "Pak Koya mungkin saja memang melakukan trik itu, Tapi, apa kau punya buktinya?"
"Aku punya buktinya." Heiji mengambil sesuatu dari sakunya. "Ujung dari sekrup yang dipotong ini, kutemukan di kamar Tokitsu." Heiji memperlihatkan ujung sebuah sekrup bekas dipotong.
"I ... Itu ..."
"Mustahil!" pikir Sagura dan Conan.
"Bagaimana? Ini adalah bukti tegas. Kelihatannya kau tak bisa membereskan semuanya. Lagipula, aku tidak tahu sejauh mana sekrupnya akan terbang jika dipotong dengan alat pemotong." ucap Heiji, dan ... Grab! Ia mencengkram lengan Kishimizu. "Eh?"
"Sudah kuduga, ternyata kaulah orangnya, yang sudah membunuh Tokitsu." ucap Heiji. Ternyata, tadi ia menuduh pak Koya dan tidak membiarkan Conan berbicara adalah sengaja untuk memancing reaksi Koshimizu. Saat Heiji tadi menunjukkan buktinya, gadis detektif itu terus memeriksa sakunya.
"Tokitsu bilang butuh waktu satu jam untuk trik itu karena menunggu lem kering. Melepas sekrup dan memotongnya bisa dilakukan dengan cepat. Tapi mengeringangkan lem paling cepat butuh waktu lebih dari setengah jam. Mungkin kau pergi ke kamar Tokitsu saat berpura-pura ingin pergi ke toilet. Kau masuk ke kamarnya dan berkata kalau tahu trik ruangan tertutupnya dan menyesuaikan jawaban masing-masing. Begitu dia lengah, kau menghantamnya dengan palu dan menyelesaikan trik yang disiapkan Tokitsu hingga membuat ruangan menjadi tertutup. Lalu, kau melompat turun dari jendela. Kau kembali dari pintu depan, dan dengan wajah polos kembali ke ruang makan tempat kami sedang makan malam. Tapi, itu hanyalah analisis sementara yang belum ada bukti kalau kau bisa melakukannya. Untuk itu, aku menggunakan bukti sekrup palsu yang sebenarnya kudapat dari gudang ini. Walau kau pikir kau sudah menarik semua buktinya, tetap saja kau akan khawatir ada sekrup yang lupa dipungut jika aku menunjukkan ini. Dan, celah akan terbuka jika kau pikir kecurigaan tidak terarah padamu. Tapi tak kusangka, kau masih membawanya, dan menghitung jumlahnya dengan meraba. Benar, kan?"
Heiji menarik tangan gadis itu, dan ternyata di sana memang terdapat bukti-bukti yang ada, ujung-ujung sekrup. "Tadinya kupikir kau cuma punya satu yang dipungut dengan berpura-pura takut petir." ucap Heiji.
"Eh?"
"Kami tahu kau menyelidiki gudang, dan kau melihat ke luar melalui samping jendela, itu bukti kalau sebenarnya kau tidak takut petir. Saat itu, kau berjongkok untuk memungut sekrupnya, kan?"
"Hmm? lubang anting?" Saguru menyibak rambut yang menutupi telinga Koshimizu, dan ternyata terdapat lubang anting di sana. "Waktu itu kau menutup telinga untuk menyembunyikan ini, kan?"
"Eh? Anting?" Heiji baru tahu.
"Makanya, kakak memakai headphone di kapal, kan? Karena, angin laut bisa menyibakkan rambutmu hingga telingamu terlihat." ucap Conan. "Tapi, aku tak terlalu memperhatikan karena di Inggris banyak siswi yang memakai anting." ucap Saguru.
"Tapi, sekolahmu sangat ketat, kan? Apa kau tidak dilarang untuk memakai anting!?" tanya Heiji. Lalu, Koshimizu menjelaskan, "Ya, tapi tidak masalah. Sebenarnya usiaku 20 tahun, aku sudah lulus SMA dua tahun yang lalu. Aku membawa seragam yang dulu pernah kupakai agar tidak ketahuan, tapi ternyata gagal ya. Aku berusaha berlagak anak SMA,tapi malah kelepasan bicara soal peraturan sekolah."
"Tapi, untuk apa kau melakukan itu? Untuk apa kau mengumpulkan detektif SMA?"
"Karena aku ingin tahu ..."
"Kaus pembunuhan ruangan tertutup di rumah Lavender, kau mencari detektif SMA yang memecahkan kasus itu, kan?" ucap Conan. "Ya ..." ucap Koshimizu.
"Berarti, detektif yang dimaksud itu Tokitsu?"
"Ya, mungkin. Tapi, di koran tidak tertulis nama detektif dan detail kasusnya."
"Orang itu mampir ke rumah itu saat wisata ke Shikoku. Dia memecahkan pembunuhan ruangan tertutup dan pergi tanpa menyebutkan nama. Akibatnya, sahabat karibku yang bekerja sebagai pelayan di rumah itu dicurigai karena pada saat kejadian, dia sedang berduaan dengan anak gadis majikannya yang meninggal.Dia bunuh diri karena tidak tahan dengan introgasi polisi." ucap Koshimizu.
"Tapi, itu namanya dendam karena kesalahpahaman, kan?"
"Ya, benar! Kalau analisis orang itu kenyataan, aku juga juga pergi ke rumah itu sebagai detektif sebelum orang itu datang. Aku diminta temanku untuk menyelidikki, siapa tahu saja kasus itu perbuatan orang luar. Tapi, aku tak menemukan apapun. Aku cuma bisa menduga anak majikannya gantung diri dengan mengunci kamar terlebih dahulu."
"Lalu, kenapa?"
"Orang itu menemukan kepala sekrup yang berserakkan di luar jendela kamar anak majikan itu sebulan kemudian. Ternyata jendela itu ditempel dengan lem kayu."
"Jadi, kau luput melihatnya?"
"Bukan luput, tapi karena itu bekas pekerjaan yang dilakukan orang bernama Tsuchio yang menyamar sebagai petugas kebersihan yang datang setelah aku pulang. Mungkin dia melakukan itu agar jendela bisa dilepaskan dengan mudah, sehingga dia bisa masuk untuk mencuri. Makanya, air mukanya berubah dan berusaha kabur dari pulau ini begitu dengar cerita tentang rumah Lavender. Ya, Tokitsu menyadari trik iyu setengah tahun setelah kasus berlalu. Dia melaporkan pada polisi seolah semua itu hasil analisanya sendiri bahwa itu adalah pembunuhan. Padahal, mestinya dia tahu kalau melihat kondisi sekrup yang berserakkan. Tapi setelah itu, Tokitsupun tidak mengumumkan namanya setelah menyadari kejanggalan itu. Akibatnya, tidak diketahui detektif SMA mana yang memecahkan kasus itu. Satu-satunya petunjuk adalah kata-kata yang ditinggalkan sahabatku lewat telepon sebelum ia meninggal. Satu kalimat, tolonga! aku dicurigai detektif SMA yang bicaranya aneh."
"Benar juga, makanya kau memanggil kami." ucap Saguru. "Aku yang kemungkinan bahasa Jepangnya aneh karena lama belajar di luar negeri, dia yang berlogat Kansai, dan Tokitsu yang suka menyombongkan dirinya."
"Ya, apalagi hanya tiga orang itu detektif SMA yang nama dan wajahnya dikenal polisi."
"Jadi, sejak awal Kudo memang tidak masuk hitungan, ya?"
"Ya. Tapi karena dia terkenal, aku menggunakan namanya untuk memancing Saguru."
"Lalu, kau merencanakan menidurkan dan mengikat pak Tsuchio di dalam penginapan tempat kau mengumpulkan kami dan membuat ruang tertutup yang sama seperti trik rumah Lavender, ya?"
"Benar, kupikir jika kutaruh kotak perkakas yang dibutuhkan untuk trik di dalam kamar dan kubuat ruangan menjadi wangi violet, detektif SMA yang bermasalah itu pasti akan segera teringat dengan kasus ini dan berusaha memecahkannya. Karena, rumah itu benar-benar dipenuhi oleh lavender. Benar, kan? pak Renzo Koya yang bekerja sebagai pelayan di rumah itu ..."
"Ya, nona sangat menyukainya." ucap pak Renzo.
"Lalu, kenapa dia dibawa kemari?"
"Dia tahu alasan gadis itu bunuh diri, tapi dia diam saja. Gadis itu kecanduan narkoba, dan mencoba untuk bunuh diri hampir setiap hari."
"Aku tak bisa mengatakannya demi menjaga kehormatan nona." ucap pak Renzo. "Kecurigaan pada pembantu itu kupikir akan segera berakhir, tapi tak kusangka akan seperti ini jadinya. Maafkan aku." ucap pak Renzo.
"Hei, tunggu dulu!" ucap Heiji, "Kalau kau memanggil dua orang yang kau benci, berarti ..."
"Ya, tak akan ada kapal bantuan yang datang." ucap Koshimizu. "Kepada kapten kapan yang mengirim kalian kemari, aku bilang kalau tak akan membayar sisa pembayarannya kalau ia sampai meberitahu orang lain tentang ini. Sampai matipun, aku tak akan membiarkan orang itu lolos. Aku juga sudah memikirkan kemungkinan terburuk seandainya detektif SMA bermasalah itu tidak muncul karena mengetahui ancamanku. Tapi, Tokitsu dengan bangga menjelaskan kesalahan analisanya dalam kasus rumah Lavender sebelum ia dibunuh, benar-benar tidak tahu malu."
"Ja-jadi, yang merusak radio itu ..."
"Tentu saja aku, itu agar semua mati." ucap Koshimizu. Kemudian pada Conan, ia meminta maaf, "Maaf ya nak."
"Tak usah minta maaf. Pertolongan akan datang, pasti." ucap Conan, ia begitu percaya diri.
"Hei, kamu bilang kamu datang kemari setengah hari sebelumnya, kan?" tanya Heiji ke Saguru, "Apa kamu datang dengan kapal pesiarmu sendiri?"
"Tidak, aku hanya datang ke pelabuhan lebih cepat dari jadwal." ucap Saguru. "Aku tanya sana-sini, barangkali ada kapal yang mengangkut bahan makanan, kasur, dan bahan bakar secara besar-besaran ke pulau tak berpenghuni. Lalu, aku minta kapten kapal itu mengangkutku sampai pulau ini dengan imbalan yang pantas. Karena kudengar, ada banyak orang yang akan menginap di penginapan yang sudah tak lama dipakai."
"Berarti, tak seorangpun tahu kalau kamu datang ke pulau ini?"
"Ya, kamu sendiri tak bolang siapa-siapa, kan?"
"Ti-tidak, aku bilang sih, tapi ..." Heiji memberitahu Kazusah, "Kurasa dia tidak terlalu bisa diandalkan sih ..."
Dalam kebingunan, suara mesin tiba-tiba saja terdengar dari kejauhan. "Bunyi? Jangan-jangan gensetnya juga mulai rusak?"
"Tidak, ini bukan bunyi genset!" ucap Conan.
"Ka-kalau begitu, bunyi ini ..."
"HEIJIIIIII!!!!" terdengar teriakan keras dari luar pulau. Kazuha dan rombongannya telah datang dengan kapal bantuan. "Ka-Kazuha!?" ucap kaget Heiji. Ternyata, gadis itu lumayan bisa diandalkan. "Kazuha datang dan membawa kapal!"
"Ba-bagaimana bisa?" Koshimizu kaget.
"Kak Heiji sudah memberi tanda di haluan kapal yang kita tumpangi." jelas Conan. "Bersama sebuah pesan, melalui topinya ..."
"Itu Heiji!"
"Itu Conan!" Ran dan Kazuha melihat menggunakan teropong.
"Heiji!!!!"
"Huh, kalau saja kamu mau mengaku secara baik-baik, tak akan sampai menjadi seperti ini." kapten kapal itu telah dibuat babak belur agar mau mengaku kemana tujuannya tadi.
"Ada juga ya, detektif SMA sepertimu ..." ucap Koshimizu.
"Hah?" Heiji kaget.
"Detektif berdarah panas yang mendobrak pintu yang ada noda darah pada kenopnya, yang melompat ke jendela ketika ada mayat diletakkan di pinggir jendela lantai dua, lalu memecahkan kacanya untuk menerobos. Makanya, mayat kusandarkan ke jendela. Karena kalau kau mendobrak kaca dengan benturan keras hingga jendelanya lepas, tamatlah kau."
"Enak saja, siapa bilang aku berdarah panas?" ucap Heiji.
"Tidak, aku tidak mengejekmu. Itu tindakkan yang tepat. Yakin akan tetap hidup sebelum kematian dipastikan datang adalah sikap seorang detektif sejati." ucap Koshimizu.
"Benar kan, nak?" ia lalu bertanya pada Conan sambil tersenyum. "Hah, apakah Tuhan akan mengampuniku? Aku ingin bermain sekolah detektif lagi dengan kalian, agar serasa kembali ke masa SMA yang menyenangkan ..."
Kembali ke kapal, Ran dan Kazuha terus melihat dengan teropong. "Shinichi ada, tidak???"
To Be Continue......
Teks Detektif Conan Chapter 566
Label: Tulisan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar