}

Antara Aku Dia dan Dirinya

Kamis, 20 Juni 2013
Posted by : Wayne Rachmat
 

Antara Aku Dia dan Dirinya


Aku tak tau harus bagaimana dan berbuat apa. Aku sangat mencintai dia dan dirinya. Aku sudah jadian sama dia, kurang lebih tiga bulan.. Selama tiga bulan, cinta itu berjalan mulus dan manis. Sebelum ada dia, hidupku sangat gelap, tapi semenjak ada dia, hidupku menjadi lebih berwarna. Dan aku tak mau hidupku menjadi gelap lagi. Tapi semua ini memang salahku. Aku egois.
Menginjak empat bulan, kisah cinta itu sudah mulai meredup, mulai asam.. bahkan pahit. Aku menjalin hubungan tanpa status di belakang dia, aku sering minta tolong sama dirinya, waktu itu aku di anter dirinya nyari tukang jahit, aku tak tau tempat tukang jahit itu, karena aku penduduk baru disitu. Selain itu, secara kebetulan dirinya bekerja di sebuah warung, tiap aku membeli makanan di warung yang dirinya tempati kerja itu, aku jarang bayar, yang aku bayar hanyalah lauknya saja, nasinya jarang diikutkan ngehitung bayar. Dan ternyata nasi yang dirinya kasih ke aku itu adalah jatah makanan dirinya. Di saat aku sakit, dirinyalah yang membeliin obat.
Dan ternyata di balik kebaikannya itu, dirinya memiliki harapan. Dirinya berharap bisa menjalin hubungan sama aku. Tak lama kemudian dirinya ngungkapin perasaannya padaku, aku tak enak jika aku menolaknya, karena aku sudah terlalu banyak merepotkannya. Akhirnya aku mau menjadi ceweknya dan kita jadian. Sebenarnya aku menerima cintanya itu hanyalah iseng-iseng doang, gag taunya malah jadi suka beneran.
Aku telah menghianati cintanya, aku selingkuh di belakang dia dan aku jadian sama dirinya. Aku berusaha menyimpan rahasia itu, tapi tak lama kemudian.. dia tahu semuanya. Karena setiap dia menelfon aku, aku selalu menyebut nama dirinya. Ternyata benar juga kata si pepatah, “Sepandai-pandai menyimpan bangkai, pasti akan tercium jua”.
Semenjak itu, hubunganku sama dia mulai berantakan. Aku dan dia sering bertengkar tanpa alasan yang jelas. Aku sangat sayang sama dia dan diriya. Aku takut kehilangan kedua-duanya. Dan akhirnya aku di paksa oleh mereka untuk memilih salah satu di antara mereka. Aku bingung, dan aku harus bisa memutuskan. Aku nggak boleh salah pilih, entah benar atau salah, aku tak tau, dan aku memilih dirinya.
Aku bener-bener brengsek. Dia yang menjadi cowokku duluan, malah aku tinggalin begitu aja. Aku malah memilih dirinya yang baru aja aku kenal. Entah apa penyebabnya, mungkin karena aku hampir ketemu tiap hari.. sedangkan kalau aku sama dia jarang ketemu, karena dia harus bekerja di luar jawa.
Memang sih, kalau aku sama dia, aku selalu di manja, apa yang aku inginkan dia turutin asal dia mampu. Tapi tak kalah juga dengan dirinya.. dirinya juga selalu manjain aku, selalu memberikan apa yang aku inginkan.
Sampai sekarang dirinya memang masih baik dan sayang sama aku, tapi lama-lama ya nggak tau.. mudah-mudahan sih langgeng-langgeng aja. Aku sering dibeliin makanan, apa aja deh, yang dirinya bisa, dan tak kalah serunya dirinya sering ngasih kejutan aku. Dia sangat pengertian dan perhatian sama aku.
Tetapi sayangnya, sampai sekarang aku belum benar-benar bisa ngelupain dia. Aku masih sering telfon-telfonan dan sms-an sama dia di belakang dirinya. Dan setiap kali aku abis telfon atau sms-an sama dia, dirinya pasti tau, dirinya kecewa sama aku. Dan aku merasa bersalah sama dirinya, aku selalu ngecewain dirinya, aku tak ingin buat sakit hati dirinya terus, Meskipun aku sudah banyak buat sakit hati dirinya, tapi pintu maaf untukku selalu terbuka. Begitu juga dengan dia, yang selalu bisa maafin aku meskipun aku sudah nyelingkuhin dia dan bikin dia sakit hati terus. Tapi, aku tak bisa lama-lama menggantungkan mereka. Aku terpaksa mengorbankan salah satu di antara mereka, meskipun berat. Dengan harapan bisa ngedapetin cewek yang lebih baik dari aku dan bisa membuatnya bahagia. Namun, aku sudah memilih dirinya dan aku harus bisa melupakan dia. Walau hati ini sakit.
Aku mencoba dan terus mencoba untuk melupakan dia, sedikit demi sedikit aku sudah mulai bisa. Aku sudah mulai benar-benar mencintai dirinya. Aku sayang sama dirinya, aku berharap dirinya tak ngecewain aku dan nggak bikin sakit hati aku.
Aku suka tipe cowok kayak dirinya, dirinya hanya lulusan STM, dirinya sempat ditawari gurunya untuk bekerja di suatu daerah, tapi masuknya harus bayar dulu. Karena tak ada biaya, dirinya menolak. Dia harus bekerja demi ibu dan adiknya. Ayahnya sudah gak ngurusin keluarganya, karena dirinya anak pertama, jadi dirinyalah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Dia berharap adiknya bisa menempuh pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Dirinya berharap adiknya bisa lebih pandai dari dirinya, mungkin itulah salah satu alasan kenapa aku memilih dirinya. Karena menurutku, kalau dirinya sudah sayang sama keluarga secara otomatis dirinya bisa sayang aku, bisa menerima aku apa adanya dan tentunya sayang keluargaku.
Susah seneng dirinya sudah ngerasain, kerja berat dia juga sudah ngerasain. Jadi, jika suatu saat nanti kita diberi rizki menjadi orang yang agak sedikit terhormat.. dia tidak sombong. Karena dia udah

pernah ngerasain sulitnya hidup.
Cerpen Karangan: Ririn N
Facebook: arient phaprichya II

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
free counters

Follower

Gunadarma