}

Tentangku dan Ratusan Opini

Senin, 20 Januari 2014
Posted By : Wayne Rachmat

Tentangku dan Ratusan Opini

Aku selalu jalani hari-hariku dengan keadaan yang tak sama seperti orang-orang di sekitarku. kadang aku tersenyum dalam keramaian dan saat aku bersama orang-orang terdekatku, yang selalu saja aku kuatkan untuk tutup rasa sedih dan takut ini..
Tuhan, Aku sangat berharap akan di beri waktu yang lebih lama lagi untuk memperbaiki hidupku yang sesat ini.
“Hhuuufffhhh”, inilah tentang aku dan ratusan opini.
Di mulai dari kelas 3 SMP Aku sudah mulai menjadi per*kok aktif. pada saat itu bukan hanya Aku, Teman-temanku juga sudah mulai menjadi per*kok aktif. Teman-temanku adalah Apis, Anto dan Arshad. Sungguh tak pernah terpikir olehku kami bisa menjadi per*kok aktif..
Setelah aku pertama kali masuk dan duduk di kelas 1 SMA, Aku semakin menggila. pada saat itu Aku bukan hanya sekedar menjadi per*kok aktif saja, tapi aku sudah sangat melampaui batas. Pada saat itu Aku sudah mulai memakai obat-obatan. dan Aku juga yang mengajak teman-temanku mengikuti jalanku yang sesat. siapa teman yang mengikuti jejakku itu? Mereka adalah Apis, anto dan arshad..
Aku (ELTIO ATSIIL), sungguh tak layak lagi rasanya untuk dapatkan kasih sayang dari orag yang menyayangiku. sungguh Aku sangat menyesal, sangat menyesal sekali. karena sifatku dan tingkah laku dari diriku telah menjerumuskan teman-temanku di lubang yang paling dalam.. padahal mereka orang baik-baik. hanya karena aku saja yang selalu menghasut mereka. Sekarang mereka tak lagi bersamaku. Aku sengaja menjauhi mereka agar mereka tak mengikuti jejakku yang sesat ini. biarkanlah Aku sendiri menangis saat sepi, saat mataku yang hanya terbuka.
Tuhan, sekarang aku sungguh menyesal. Aku tak tau lagi rasanya mau berbuat apa. Semua yang ku lakukan rasanya tak pernah cocok untuk hidupku saat ini. Entah apa yang terjadi pada diriku kelak. Padahal dulu orang di sekitarku selalu menasehatiku untuk jauhkan diri dari NARK*BA.
Tapi Aku pada saat itu bukan lagi manusia melainkan apa yang sangat hina di Dunia ini. Aku hanya menganggap sepele nasihat dari orang-orang terdekatku. Sakit yang ku alami saat ini sungguh menjadi beban terbesar dalam hidupku. walaupun Aku mempunyai beban seperti itu, Aku akan selalu menyembunyikan sakit di balik senyuman.
Mungkin sekarang adalah waktu yang sangat tepat untukku ungkapkan semua rasa takutku ini. Dari waktu yang jauh sebelum Aku seperti ini, Aku selalu bahagia, namun sekarang, bahagia yang aku perlihatkan hanyalah lapisan dari rasa sedih dan takutku..
Aku yang dulu sangat jauh berbeda di banding yang sekarang.. tanganku yang dulu hanya sekedar memucat dan gemetaran, sekarang telah terasa.. Garis hitam di tanganku ini, yang semakin lama semakin bertambah.. Aku yang dulu hanya dingin biasa, sekarang telah sangat dingin, seluruh tubuhku gemetaran. Dan rasa sakit yang aku alami saat ini hanya ada 2. Paru-paru dan jantungku hampir tak berfungsi lagi, paru-paruku layaknya sperti gunung tanpa pohon.. huffhh… Dan jantungku terus memproses darahku yang kian lama semakin berkurang, yang buat tanganku bukan sekedar memucat biasa tapi hampir ke biru-biruan..
Semua itu terjadi karena kecerobohanku. Yang mengambil keputusan seenak hati saja, tanpa berpikir panjang.. Sekarang hanya tinggal penyesalan yang sangat mendalam di hidupku..
Teman, karena Aku telah merasakan berada di posisi yang seperti ini, Aku hanya bisa memberikan pesan, hargailah waktu, dan orang yang menyayangimu, dan ambillah keputusan setelah brpikir sedetail-detailnya. Jangan samapai kalian menyesal belakangannya.. Lakukanlah yang terbaik.
Cerpen Karangan: Eltio Atsiil
Facebook: Eltio Atsil

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
free counters

Follower

Gunadarma