Liburanku di Parangtritis
Narasi
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan
akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak
menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu
aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah
berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan.
Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa
senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria,
aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis,
pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku
mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke
mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa
hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan
seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang
indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun
mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya
kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
Deskripsi
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang
Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti
menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir
putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang
yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri,
aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit
berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai.
Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan
terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku
berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan.
Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola,
bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi
yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara
yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa
yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah
sunyi pantai Parang Tritis.
Eksposisi
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang
terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta
selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan
Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat
pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut
biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda
Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar
yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian
yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian
tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi
tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis
untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain
anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang
dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
Argumentasi
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat
wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang
disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap
peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan
Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di
balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa
penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis,
Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80
kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.
Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai
Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis
juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu
berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering
banyak menimbulkan korban mati tenggelam.
Persuasi
Indonesia terkenal sebagai negara agragris yaitu negara yang
masyarakatnya pada umumnya berkerja di bidang pertanian. Karena itu
banyak sekali hasil dari pertanian yang terbesar ialah padi . Namun
tanpa kita sadari karena tingginya ketergantungan terhadap padi sendiri
membuat pertanian kita hanya bergantung pada sektor tersebut.
Sedangkan karena tingginya jumlah konsumen nasi membuat kebutuhan akan
padi semakin meningkat hingga pada titik tertentu Indonesia harus impor
beras. Ini ialah hal yang sangat riskan karena negara agragris harus
meng impor beras. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat yang
bergantung pada nasi. Padahal masih banyak makanan yang bisa
menggantikan padi. Oleh karena itu beralih lah ke makanan lain
pengganti nasi seperti jagung dan ubi-ubi an yang tidak hanya mudah
ditemukan dan tentunya lebih ekonomis dan dapat menumbuhkan sektor
pertanian yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar