}

Teks Detektif Conan Chapter 565

Selasa, 18 Juni 2013
Posted by : Wayne Rachmat

 Teks Detektif Conan Chapter 565

Sudah lebih dua jam berlalu semenjak Junya menyiapkan persiapan untuk trik ruangan tertutupnya. Hal ini membuat Conan dan yang lainnya merasa cemas. Dan untuk memastikan, pak Koyapun pergi ke kamarnya.
Namun meski ia sudah memanggil-manggil dan mengetuk pintu, sama sekali tak ada jawaban.
Semakin ingin memastikan, Heiji, Conan serta Sagurupun pergi ke luar untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Junya melalui jendela yang ada di sisi penginapan.

Dan, alangkah terkejutnya Heiji setelah mengetahui kalau ternyata Junya terpaku lemas dengan kepala bersimbuh darah di sisi jendela. Dengan segera, Heijipun memecah bagian menuju kunci jendela itu dan kemudian membukanya serta masuk ke dalam. Heiji semakin terkejut karena setelah memeriksa keadaan Junya, sudah bisa dipastikan kalau Junya benar-benar tewas.


Tok Tok Tok ...
Saguru dan yang lainnya mengetuk pintu setelah Heiji ada di dalam.
Lalu, Heijipun menggunakan sapu tangan sebelum kemudian membuka kunci pintu tersebut.

"Bagaimana keadaanya?" Tanya Saguru.
"Seperti yang kalian lihat ...
Dia dibunuh oleh hantaman benda keras" Jelas Heiji.

"Senjata pembunuhnya adalah palu yang tergeletak di bawah itu ...
Si pelaku mungkin menggunakan benda dari dalam kotak perkakas yang diletakan di samping vas Lavender itu" Jelas Heiji sambil melirik ke arah sebuah palu yang tergeletak di lantai dan kotak perkakas yang ada di sebelah pot Lavender.

"Lalu apa jendelanya terkunci?" Tanya Saguru lagi.
"Ya, ruangan ini benar-benar tertutup" Jawab Heiji.

"Sampai aku memecahkan kacanya, jendela ini benar-benar rapat ..." Lanjut Heiji.

"Hmm ..." Natsuki melihat ke arah bingkai jendela.
"Sepertinya bingkainyapun dirapatkan dari dalam menggunakan sekrup ..." Ucapnya.
"Begitu juga pintu masuk, sama sekali tak ada bekas diutak-atik" Tambah Saguru.

"Kalau tak ada pintu tersembunyi lain semacam lubang rahasia ...
Ini berarti ..."

"Pembunuhan Ruang Tertutup" Ucap Conan.
"Dan, pelakunya ada di antara Kak Koshimizu ...
Pak Koya, dan Pak Tsuchio" Lanjutnya.

"Hei Hei ..."
"Kenapa cuma kami bertiga yang dituduh?" Protes Pak Koya dan Pak Tsuchio.
"Ya, anak ini benar ..." Ucap Natsuki alias Koshimizu.

"Tokitsu (Junya) mengatakan kalau ia akan menutup rapat ruangan ini setelah berpisah dengan kita ...
Lalu saat makan, hanya kita bertiga yang sempat pergi ...
pertama, aku pergi ke toilet dan baru kembali sekitar sepuluh menit setelahnya ...
Setelah aku kembali, lalu pak Tsuchio pergi ke kamarnya sendirian untuk mengambil rokok ...
Kemudian, Pak Koya pergi ke kamar Tokitsu untuk memastikan keadaanya ...
Ya, selain kami bertiga, kalian terus berada di ruang makan" Ucap Natsuki.

"Tu-tunggu!!
Aku tak bersalah ...
Aku datang kemari hanya karena dipekerjakan" Ucap Pak Tsuchio.
"Dipekerjakan oleh siapa?
Bukan oleh Nichiuri TV kan?
Nichiuri TV tak mungkin membuat acara yang benar-benar membunuh orang kan?" Tanya Heiji.
"Itu, aku sendiri tak tahu, aku pikir ini benar-benar dari Nichiuri TV ...
Du, dulu aku adalah anggota grup teater kecil ...
Lalu ada surat dari seseorang yang mengaku sebagai staf dari Nichiuri TV memintaku agar berperan sebagai seorang Sutradara karena katanya dia pernah melihat actingku ...
Pembayarannya di muka 500 ribu yen lalu akan ditambah 500 ribu yen lagi kalau aku bisa mengumpulkan orang-orang yang diundang kesini tanpa membuat identitasku ketahuan ...
Itu sebuah penawaran yang menggiurkan kan???" Pak Tsuchio membela diri.

"Tapi bagaimana kalau ketahuan?" Tanya Saguru.

"Kalau ketahuan, aku tetap bisa dapat separuh asal bisa menyelesaikan acara Sekolah Detektif ini" Sahut pak Tsuchio.
"Lalu, kenapa paman pergi keluar dan basah kena hujan??
Padahal katanya mau pergi ke kamar mengambil rokok?" Tanya Conan.

"A-aku pergi untuk menggunakan radio di gudang ...
Ta-tapi ...
Radionya rusak ...
Padahal, radio darurat itu masih ada waktu aku survei tiga hari yang lalu" Ucap pak Tsuchio.
"Benarkah begitu?" Tanya Heiji.
"Ya" Sahut Tsuchio.
"Aneh sekali" Ucap Saguru.

"Kau pergi keluar sebelum pembunuhan terjadi ...
Lalu darimana kau tahu kalau akan ada kejadian darurat sampai perlu mencari radio segala?"
"A-aku punya firasat buruk ...
Sungguh" Ucap Tsuchio seadanya.

"Hmm, lalu, apa anda juga dipanggil pak Tsuchio?" Tanya Heiji ke pak Koya.
"Ya ...
Aku disuruh kerja dua hari disini untuk melayani para Detektif muda ...
Kebetulan aku lagi senggang karena disuruh libur dari tempatku kerja sebagai pembantu" Jawab pak Koya.

"Tapi, paman tahu trik ruangan tertutup ini kan?
Lagipula paman menyuruh kami menulis jawabannya" Ucap Conan.
"Itu, aku cuma disuruh berkata seperti itu kalau terjadi kasus ruangan tertutup seperti ini ...
Aku juga disuruh menyembunyikan kertas jawabannya di bawah keset toilet" Jelas pak Koya.

"Kau berkata-kata seolah ada orang lain selain kau"
"Tidak, aku benar-benar, sungguh ..." Pak Koya memelas.

"Yaah, dan aku juga sama seperti kalian ...
Aku cuma dipanggil kemari oleh sutradara sebagai wakil dari Selatan ..." Ucap Natsuki dan tiba-tiba ...

JBlarrr!!!!!!

Petir menyambar.

"Waaaa!!!!!" Natsuki langsung berjongkok histeris sambil menutup kedua telinganya.
"Aku benci petir!!!
Tutup jendelanya!!!
Ku mohon!!!" Teriak Natsuki.

"Ya ... Ya ..." Heijipun menutup jendela.

"Tenang ...
Tenang ...
Akan segera ku redakan badai dan kasusnya" Saguru mencoba menenangkan Natsuki.

"Dia kayak pacarnya aja" Pikir Heiji.

"Baik ...
Kami akan segera menyelidiki kasus ini, kalian tiga tersangka tunggu saja di Lantai satu" Ucap Heiji.
"Hah, aku malah ingin kau juga tetap tunggal di lantai satu" Ucap Saguru.
"Eh??"

"Gerak-gerikmu terlalu panas ...
Kau terlalu kasar" Ucap Saguru.
"Apa!?" Heiji tak terima.

"Lihatlah pecahan kaca yang bertebaran di sekitar mayat itu ...
Dan jejak lumpur sepatumu yang melekat di meja itu ...
Ironis sekali kan?
Jangan-jangan kau juga membuka kunci jendelanya secara ceroboh ya ...?"

"Aku memang membukanya!! Kenapa!?? Keberatan, hah!????" Heiji emosi.
"Kok malah dia yang marah?" Pikir Conan.

"Huh, aku kecewa ...
Ku pikir kau hebat seperti yang diceritakan oleh ayahku" Ucap Saguru.
"Yaah, penyelidikannya akan segera kita mulai setelah aku mengantar mereka ke ruang makan di lantai bawah, jadi bersiap-siaplah" Sagurupun pergi mengantar tiga tersangka itu.

"Hei Kudo ...
Apa aku salah?" Tanya Heiji.
"Tidak sama sekali" Jawab Conan.

Di Dermaga, Kogoro Mouri dan yang lainnya masih khawatir ...
"Tidak tahu!??" Mouri tersentak saat petugas menjawab kalau ia benar-benar tidak tahu.
"Kapal yang ditumpangi pria berkumis dan tiga anak SMA itu lho, masa kau tidak tahu!??" Ucap Mouri lagi namun ia tetap tak mengaku.

Sementara Kazuha, ia masih terus terbayang sosok Heiji sebelum meninggalkan Dermaga ...
"Ada apa Kazuha?" Tanya Ran.
"Kenapa ya> Rasanya ada yang janggal ...
Kata-kata terakhir Heiji ..."

"Ya, akan ku tinggalkan bukti bahwa Heiji Hatori ada disini" Kazuha teringat akan kata-kata Heiji.

"!!!!" Akhirnya ia menyadari sesuatu.

Kembali ke penginapan tua ...
"Ya, hal yang janggal adalah ..."
"Mayat sengaja didudukan di atas meja dengan pose seperti ini"
"Apa ada artinya ya?" Ucap Conan.
"Mungkin agar pembunuhan ruang tertutup ini terlihat dari luar" Ucap Saguru.

"Lagipula, kenapa ada Lavender dan Kotak perkakas ya disana?"
"Mm, di semua kamar juga ada kok" Ucap Conan.

"Yah, tapi sepertinya tak ada artinya kalau cuma dilihat dari luar, kita buka saja kotak perkakasnya" Ucap Heiji dan bersiap dengan sapu tangan.

"Tunggu ...
Biar aku saja" Saguru sudah memakai sarung tangan.
"Yaa ...
Lakukan saja" Ucap Heiji sedikit jengkel.

Kemudian, Sagurupun membukanya dan melihat benda-benda yang ada di dalam kotak perkakas itu ...
"Kawat, Paku, Penjepit, Obeng ...
Kikir, Meteran, Tang, Lem Kayu ...
Gergaji, Pisau Cutter ..."

"Sudah ku duga, tidak ada palu di dalamnya" Ucap Heiji.

"Sepertinya palu itu memang diambil dari kotak perkakas ini"

"Yaah, dan kalau palunya keras begini, wanita atau orangtuapun pasti bisa menggunakannya sebagai alat untuk membunuh ..." Ucap Heiji.
"Bisa jadi, kalau dilihat berdasarkan waktunya ...
Tiga orang itu menghilang dari pandangan kita ...
Koshimizu pergi ke toilet dari jam 19.26 detik 32 sampai jam 19.39 detik 15 ...
Pak Tsuchio kembali ke kamarnya untuk mengambil rokok dari jam 20.06 detik 47 sampai jam 21.28 detik 31 ...
Lalu, Pak Koya pergi melihat keadaan Tokitsu di kamar ini dari jam 21.20 detik 6 sampai jam 21.38 detik 52 ...
Waktu yang cukup untuk melakukan pembunuhan" Jelas Saguru sambil melihat buku catatan kecilnya.

"Detik??" Pikir Conan yang merasa kalau itu terlalu berlebihan.

"Tapi, Pak Koya hampir selalu di dapur ...
Bisa saja dia bergerak bebas secara sembunyi-sembunyi dari kita" Ucap Heiji.
"Tidak mungkin ...
Semua jendela dapur terkunci ...
Jadi untuk keluar dari dapur, satu-satunya jalan yang bisa dilewati adalah melalui ruang makan tempat kita berada, jadi tidak mungkin kan" Sanggah Saguru sambil melihat gambar sketsa denah yang ia buat di buku catatannya.
"Ini denah lantai dua ...
Keempat kamar ini arah jendelanya agak berbeda, tapi hampir sama ..." Jelasnya lagi.

"Hmm, kerjamu cepat ya" Ucap Heiji.
"Ya, soalnya aku datang kemari setengah hari lebih cepat dari kalian" Jelas Saguru.

"Dan lalu, kenapa di rumah kosong seperti ini ada aliran listrik ya??" Conan melihat ke arah lampu yang menyala.
"Katanya ada genset sederhana di Gudang ...
Lalu radionya juga ada disana ...
Mau mengeceknya ke sana??" Ajak Saguru dan kemudian mereka bertigapun pergi ke gudang.

..........

"Uwaa ...
Radionya benar-benar hancur ya" Ucap Heiji saat melihat keadaan radio di dalam gudang.
"Gudang ini tidak dikunci ya ..."
"Mestinya sih ada gembok atau semacamnya ...
Dan seharusnya pak Koyalah yang memegang kunci"

"Ng??" Saguru tak sengaja melihat sesuatu di lantai.
"Gembok??
Bekas dibuka paksa!??" Pikirnya kaget saat melihat sebuah gembok bekas dibuka paksa di bawah.

"Hmm, lalu kenapa ada banyak jejak kaki berlumpur disini ya?" Heiji melihat ke jejak kaki di bawah.
"Itu pasti jejak kaki pak Tsuchio, cuma dia yang pergi keluar saat turun hujan kan" Ucap Conan.

"Benar kan, kak Saguru??" Conan lalu menghadap ke arah Saguru.
Namun ...

"Lho??
Dia menghilang??" Saguru sudah tak ada lagi disana.

Ternyata, Saguru sudah berada di kamar pak Tsuchio dan memeriksa isi kotak perkakas di kamar itu ...
"Tidak ada ...
Tidak ada ...
Sudah ku duga kalau tak ada kawat di dalam kotak perkakas kamar orang ini ..." Pikir Saguru.

Sementara itu, Conan dan Heiji telah kembali ke ruang makan ...
"Ng?
Jadi Saguru belum kembali kesini ya?" Tanya Heiji.
"Ya, bukannya dia bersama kalian?" Ucap pak Koya.

"Daripada itu, apa kalian sudah mendapatkan sesuatu?
Sepertinya kalian baru menyelidiki gudang" Ucap Natsuki.
"Yaah, begitulah" Ucap Heiji.

"Percuma ...
Percuma! Kalian memang bersikap seperti detektif ...
Tapi isinya tetap saja anak kecil ...
Penampilan yang menipu" Ucap pak Tsuchio yang tampak sedang mabuk.

"!???" Tiba-tiba Conan teringat akan sesuatu dan berlari menuju lantai dua.

Sepertinya, ketiga detektif telah mendapat jawabannya masing-masing ...
"Benar juga, begitu rupanya ...
Orang itu!" Saguru berpikir kalau pelakunya adalah pak Tsuchio.

Sementara Conan, ternyata ia memastikan sesuatu di jendela kamar Junya ...
"Tak salah lagi, pelakunya adalah ...
Orang itu" Conan berpikir kalau pelakunya adalah Natsuki.

Sementara Heiji ...
"Huh, kalau begitu dengarlah analisis orang dengan penampilan yang menipu ini ...
Orang yang membunuh Tokitsu dan membuatnya menjadi kasus ruangan tertutup adalah ...
Pak Tenzo Koya, kaulah orangnya"

Yang mana yang benar?
Ketiga detektif memiliki analisa mereka masing-masing.

-To be Continued-

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
free counters

Follower

Gunadarma