Selasa, 18 Juni 2013
Posted by : Wayne Rachmat
Teks Detektif Conan Chapter 564
Ujian pertama sekolah Detektif telah dimulai. Conan dan yang lainnya ditugaskan untuk memecahkan sebuah kasus ruang tertutup.
Sementara mereka memikirkan tentang kasus tersebut. Tiba-tiba, Junya, wakil dari Utara mengatakan kalau ia telah berhasil memecahkannya.
"Ya, aku telah mengetahui trik ruangan tertutup ini ...
Mau ku jelaskan??" Ucap Junya sedikit sombong.
"Sudah tahu??"
"Kalau begitu, cepat jelaskan!" Ucap Heiji.
"Tidak boleh!!" Tegas pak pelayan.
"Kalau mengatakannya, peserta lain bisa tahu. Makanya, sudah ku bilang kan, tulis jawabannya di selembar kertas dan berikan padaku ...
Ini baru babak pertama, bukan final" Ucapnya.
"Tenang ...
Lagipula aku tak benar-benar mau menjelaskannya kok" Ucap Junya.
"Tapi, ku rasa hasilnya akan tetap sama kalaupun ini final" Lanjutnya.
"Huh, percaya diri sekali ..." Ucap Saguru.
"Huh, terserah lah ...
Tapi, pak Tsuchio tidak menutup dan mengikat dirinya sendiri di dalam kamar itu kan??" Ucap Natsuki.
"Mustahil ...
Kalau begitu, pasti wakil barat yang melepas talinya itu bisa merasakannya kan??" Sanggah Junya.
"Yaah, meskipun dia detektif tak berguna sih ..." Lanjutnya.
"tak berguna katamu!??" Bentak kesal Heiji.
"Ya, bisa diterima sih ..." Ucap Saguru.
"Eh??"
"Kasus ketika menemukan darah di knop pintu kamar ini, kamu tak sabaran dan malah langsung mendobrak pintu ...
Dalam situasi seperti ini, seharusnya lebih sabar dan memastikan keadaan dalamnya dulu ...
Lalu menentukan apakah mendobrak pintu ataukah memecahkan jendela ...
Seandainya pak Tsuchi tewas dalam keadaan bersandar ke pintu, bisa saja mayat atau barang bukti yang ditinggalkan akan lenyap saat pintu itu didobrak ..." Ucap Saguru.
"Bodoh kau, waktu itu aku ..."
"Lalu, kaki yang ingin melangkah menuju TKP melebihi siapapun itu ...
Berarti kau gagal sebagai detektif kan?" Tambah Junya.
"Apa katamu!??" Heiji semakin kesal.
"Dia tidak gagal kok ..." Ucap Conan.
"Shinichi??" Pikir Heiji.
"Kak Heiji cuma tempramen ..." Lanjutnya.
"Hei hei ..."
"yaah, sudahlah ...
Pokoknya, sebentar lagi akan ku buat kamarku di lantai dua jadi ruang tertutup ...
Bisa tunggu sampai makan malam?" Junya bersiap untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
"Ku rasa, aku butuh sekitar satu jam" Lanjutnya.
"Satu jam???"
"kalau diingat-ingat, setelah pak Koya mengantar kita ke kamar masing-masing ...
Waktu yang diperlukan untuk mengikat di ruangan tertutup itu sampai ditemukan memang persis selama itu ...
Jadi kau juga sudah memperhitungkannya ya" Ucap Saguru.
"Ya, dan untuk sekedar kalian ketahui ...
Trik ini di luar asumsi tindakan bodoh detektif kasar ...
Jadi tolong pengertiannya ya ..." Junyapun pergi.
"tenang saja, dia tak akan mengulanginya lagi ...
Sebab, taruhannya adalah nama baik daerahnya serta nama ayahnya yang kepala polisi markas Osaka ...
Benar kan, wakil barat??"
"Haa haa ..." Heiji menahan kesal.
"Tapi ...
Aku suka detektif sepertimu" Ucap Natsuki.
"Eh??"
Sementara itu, di tempat Ran dan yang lainnya ...
Mereka masih khawatir dengan apa yang terjadi ...
Kazuha terus mencoba menghubungi Heiji namun selalu saja gagal ...
"Bagaimana Kazuha? Apa masih belum bisa terhubung?" Tanya Ran.
"I, iya, selalu saja berada di luar service area ..."
"Mmm, begitu ya ..."
"Hei Ran, apa kamu merasakan sesuatu yang aneh?"
"Eh??"
"Apa kau tidak merasa ada sesuatu yang mengerikan di dekat Heiji dan Conan??" Tanya Kazuha.
"Eh? Kamu terlalu berlebihan ...
Heiji pasti akan melakukan sesuatu dan pulang bersama Conan ..." Ucap Ran.
"Tapi, ada yang aneh ...
Wajah Heiji sebelum dibawa pergi ...
Selalu muncul di benakku ...
hei hei, lalu bagaimana dengan Conan? Apa HPnya juga belum bisa dihubungi??"
"Iya, belum bisa juga ..."
"Hmm, di saat seperti ini, aku akan lebih tenang kalau Heiji bersama dengan Shinichi" Ucap Kazuha.
"Benar ....
HP Shinichi juga tak bisa dihubungi ...
Jangan-jangan ...
Shinichi juga ada di Pulau itu?
Gawat ..." Pikir Ran.
Kembali ke Pulau ...
"Huh, sudah ku duga, ta ada sinyal ..." Conan mengutak-atik HPnya.
"Uwaa, serius???" Natsuki melihat ke piring pak Tsuchio.
"Padahal baru ditinggal ke toilet sebentar, tapi makannya sudah habis begini ...
Ckckck, paman banyak sekali ya makannya ..." Ucap Natsuki.
"Eh, maaf ya ...
Aku lapar sekali" Ucap paman Tsuchio.
"Kalau kau sudah kenyang, bisa kan kau ceritakan kenapa kau ikut acara Sekolah ini sebagai sutradara palsu??
Kalau bukan untuk mengukur kemampuan kami, lalu apa peranmu??" Tanya Heiji.
"Tidak bisa ...
Kalau ku ceritakan, bisa-bisa tak dapat bayaran sesuai perjanjian" Ucap Tsuchio si sutradara palsu itu.
"Dari TV Nichiuri??"
"Ya!"
"Kalau begitu, apa kau bisa menjawab ini?
Ada sesuatu yang membuatku penasaran sejak pertama masuk ke Penginapan ini ...
Yaitu ...
wangi Lavender ini" Saguru melirik ke arah pot di belakangnya yang berisi bunga lavender.
"Di kamar kita juga ada lavendernya ..." Ucap Conan.
"Iya ..." Balas Heiji.
"Di kamarku juga ada ..." Ucap Natsuki.
"Juga, pot perkakas di sebelah pot itu ...
Itu juga ada artinya kan??" Tanya Heiji.
"Yaah, entahlah ..." Jawab pak Tsuchio.
"Menyelidiki itupun, adalah tugas Detektif ..." Ucap pak Koya.
"Yah, benar juga sih ..." Ucap Saguru.
"Kasus pembunuhan rumah Lavender" Natsuki teringat akan sesuatu.
"Eh?"
"Seingatku, ada kasus tentang rumah Lavender yang terjadi di Shikoku setahun yang lalu ..." Ucap Natsuki.
"Ya, aku juga pernah mendengarnya ...
Kalau tidak salah, yang terbunuh adalah seorang gadis yang tinggal di rumah itu ...
Awalnya dikira bunuh diri, tapi baru diketahui setengah tahun kemudian kalau itu pembunuhan" Ucap Conan.
"Oooh?"
"Lalu siapa pembunuhnya?" Tanya Saguru.
"Bunuh diri sebelum ditangkap, itu yang ku dengar ..." Ucap Natsuki.
"Ukhh ..." Tiba-tiba pak Tsuchio tampak aneh.
"Ada apa??" Tanya Conan.
"Tidak apa-apa, rokokku habis, aku akan ke kamar sebentar" Ucanya dan kemudian pergi.
Beberapa lama setelahnya ...
"Uwaah, hujannya cukup deras ya ..." Heiji melihat ke luar lewat jendela.
"Lalu, paman, kok basah kuyup? Katanya mau ke kamar??" Tanya Saguru saat melihat pakaian pak Tsuchio basah.
"Jangan bilang kalau kau mencari mesin penjual rokok di luar ..." Ucap Heiji.
"Mmm, itu ..." Pak Tsuchio tak bisa menjawab.
"Lalu ngomong-ngomong, kenapa dia lama sekali ya?
Sudah dua jam lebih" Ucap Natsuki.
"Baiklah, aku akan ke kamarnya untuk memastikan ..." Ucap Pak Koya.
"Tolong ya ..."
Beberapa menit kemudian, pak Koya ke kamar Junya dan kemudian kembali ke tempat Conan dkk ...
"Apa!???"
"Dia tak ada di kamarnya!????"
"Iya, saat ku ketuk tak ada jawaban ...
Tapi, pintunya terkunci dari dalam ..." Ucap pak Koya.
"Jangan-jangan ..."
"Benar juga ..."
"Trik ruang tertutupnya mungkin sudah rampung dan dia bersembunyi di suatu tempat sambil tersenyum ..." Ucap Saguru.
"Kalau begitu, akan ku pastikan dengan mengintip dari luar untuk mengetahui apa ruangannya sudah benar-benar tertutup atau tidak ...
Tunggu ya" Heiji bersiap keluar.
"Kalau begitu, aku juga ikut" Saguru menyusul.
"Kalau cuma kamu sendirian, aku jadi cemas" Ucapnya.
"Hah, terserahlah ..."
..........
Setelahnya, sambil hujan-hujanan, Heiji, Saguru dan Conan pergi ke bagian belakang gedung yang disana terdapat jendela kamar Junya.
"Eh!??" Heiji terkejut saat melihat ke arah jendela.
Karena ternyata, tampak Junya sedang bersandar di jendela.
"Eh??
Kok masih ada di dalam??" Tanya Heiji.
"!!!" Mereka semakin terkejut karena saat mereka perhatikan, tampak kalau kepala Junya berlumur darah.
"Eh!?? Itu kan!??"
"Darah!???"
"Kalau begitu, kita dobrak pintunya ..." Ucap Saguru. Namun, Heiji malah langsung naik dan kemudian memecah jendelanya dan membuka kunci jendela tersebut ...
"hei, kamu!!"
"Gawat ..."
"Bagaimana keadaanya??" Tanya Conan.
"Dia benar-benar sudah mati" Jelas Heiji saat memastikan denyut nadinya.
-To be Continued-
Teks Detektif Conan Chapter 564
Label: Tulisan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar